BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
ELISA
sebagai salah satu metode uji serologis mempunyai satu kelebihan yaitu mampu
mendeteksi beberapa jenis antibodi dari 1 sampel serum (tergantung dari kit
ELISA yang digunakan). ELISA juga memiliki tingkat spesifikasi (yaitu kemampuan
mendeteksi ayam yang tidak terinfeksi atau ayam yang tidak terinfeksi
dinyatakan negatif) yang tinggi.
Peralatan yang digunakan dalam uji serologis melalui ELISA
salah satunya ialah microreader
Metode uji ini banyak digunakan untuk mendeteksi infeksi
virus (IB atau IBD) maupun bakteri, seperti Salmonella sp. dan Pasteurella
multocida. ELISA juga merupakan metode uji serologis yang cepat untuk
menguji sampel dalam jumlah besar. Namun peralatannya, seperti reader,
washer dan komputer relatif mahal.
B.
Rumusan Masalah
·
Apa definisi tes ELISA ?
·
Apa jenis – jenis tes ELISA ?
·
Bagaimana mekanisme kerja tes ELISA ?
·
Bagaimana cara kerja tes ELISA ?
·
Apa guna dari tes ELISA ?
C.
Tujuan
·
Mengetahui pengertian uji serologis dengan
metode ELISA
·
Mengetahui guna dari tes ELISA
·
Mengetahui jenis-jenis tes ELISA
·
Mengetahui prosedur kerja dari tes ELISA
·
Mengetahui mekanisme kerja dari tes ELISA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
ELISA (singkatan bahasa Inggris: Enzyme-linked immunosorbent assay)
atau 'penetapan kadar imunosorben taut-enzim' merupakan uji serologis yang
umum digunakan di berbagai laboratorium imunologi. Uji ini memiliki beberapa keunggulan
seperti teknik pengerjaan yang relatif sederhana, ekonomis, dan memiliki
sensitivitas yang cukup tinggi. ELISA diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter
Perlmann dan Eva Engvall untuk menganalisis adanya interaksi antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel dengan
menggunakan enzim sebagai pelapor (reporter label).
Umumnya ELISA dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu competitive assay yang menggunakan konjugat antigen–enzim
atau konjugat antobodi–enzim, dan non-competitive assay yang menggunakan
dua antibodi. Pada ELISA non-competitive assay, antibodi kedua akan
dikonjugasikan dengan enzim sebagai indikator. Teknik kedua ini seringkali
disebut sebagai "Sandwich" ELISA.
Uji ini dilakukan pada plate 96-well
berbahan polistirena. Untuk melakukan teknik
"Sandwich" ELISA ini, diperlukan beberapa tahap yang meliputi:
- Well dilapisi atau ditempeli antigen.
- Sampel (antibodi) yang ingin diuji ditambahkan.
- Ditambahkan antibodi kedua yang dikonjugasikan dengan enzim tertentu seperti peroksidase alkali. Antibodi kedua ini akan menempel pada antibodi sampel sebelumnya.
- Dimasukkan substrat enzim yang dapat menimbulkan warna tertentu saat bereaksi.
- Intensitas warna campuran diukur dengan spektrofotometer yang disebut ELISA reader hingga mendapatkan hasil berupa densitas optis (OD). Dengan menghitung rata-rata kontrol negatif yang digunakan, didapatkan nilai cut-off untuk menentukan hasil positif-negatif suatu sampel. Hasil OD yang berada di bawah nilai cut-off merupakan hasil negatif, dan demikian juga sebaliknya.
Uji ini memiliki beberapa kerugian, salah satu di
antaranya adalah kemungkinan yang besar terjadinya hasil false positive
karena adanya reaksi silang antara antigen yang satu dengan antigen lain.[2] Hasil berupa false negative dapat terjadi apabila uji ini
dilakukan pada window period, yaitu waktu pembentukan antibodi terhadap
suatu virus baru dimulai sehingga jumlah antibodi
tersebut masih sedikit dan kemungkinan tidak dapat terdeteksi.[3]
B. JENIS TES ELISA
1. Indirect
ELISA
Tahap umum
yang digunakan dalam indirect ELISA untuk mendeterminasi konsentrasi
antibodi dalam serum adalah:
1) Suatu
antigen yang sudah dikenal dan diketahui konsentrasinya ditempelkan pada
permukaan lubang plate mikrotiter. Antigen tersebut akan menempel pada
permukaan plastik dengan cara adsorpsi. Sampel dari konsentrasi antigen yang
diketahui ini akan menetapkan kurva standar yang digunakan untuk
mengkalkulasi konsentrasi antigen dari suatu sampel yang akan diuji.
2) Suatu
larutan pekat dari protein non-interacting, seperti bovine serum
albumin (BSA) atau kasein, ditambahkan dalam semua lubang plate
mikrotiter. Tahap ini dikenal sebagai blocking, karena protein
serum memblok adsorpsi non-spesifik dari protein lain ke plate.
3) Lubang
plate mikrotiter atau permukaan lain kemudian dilapisi dengan sampel
serum dari antigen yang tidak diketahui, dilarutkan dalam buffer yang sama
dengan yang digunakan untuk antigen standar. Karena imobilisasi antigen dalam
tahap ini terjadi karena adsorpsi non-spesifik, maka konsentrasi protein total
harus sama dengan antigen standar.
4) Plate
dicuci, dan antibodi pendeteksi yang spesifik untuk antigen yang diuji
dimasukkan dalam lubang. Antibodi ini hanya akan mengikat antigen
terimobilisasi pada permukaan lubang, bukan pada protein serum yang lain atau
protein yang terbloking.
5) Antibodi
sekunder, yang akan mengikat sembarang antibodi pendeteksi, ditambahkan dalam
lubang. Antibodi sekunder ini akan berkonjugasi menjadi enzim dengan substrat
spesifik. Tahap ini bisa dilewati jika antibodi pendeteksi berkonjugasi dengan
enzim.
6) Plate
dicuci untuk membuang kelebihan konjugat enzim-antibodi yang tidak terikat.
7) Dimasukkan
substrat yang akan diubah oleh enzim untuk mendapatkan sinyal kromogenik/
fluorogenik/ elektrokimia.
8) Hasil
dikuantifikasi dengan spektrofotometer, spektrofluorometer atau alat optik/
elektrokimia lainnya.
Enzim bertindak sebagai amplifier,
bahkan jika hanya sedikit antibodi terikat enzim yang tetap terikat, molekul
enzim akan memproduksi berbagai molekul sinyal. Kerugian utama dari metode indirect
ELISA adalah metode imobilisasi antigennya non-spesifik, sehingga setiap
protein pada sampel akan menempel pada lubang plate mikrotiter,
sehingga konsentrasi analit yang kecil dalam sampel harus berkompetisi dengan
protein serum lain saat pengikatan pada permukaan lubang.
2. Sandwich ELISA
Tahapan dalam Sandwich ELISA
adalah sebagai berikut:
- Disiapkan permukaan untuk mengikatkan antibodi ‘penangkap’
- Semua non spesifik binding sites pada permukaan diblokir
- Sampel berisi antigen dimasukkan dalam plate
- Plate dicuci untuk membuang kelebihan antigen yang tidak terikat
- Antibodi primer ditambahkan, supaya berikatan secara spesifik dengan antigen
- Antibodi sekunder yang berikatan dengan enzim dimasukkan, yang akan berikatan dengan antibodi primer
- Plate dicuci, sehingga konjugat antibodi-enzim yang tidak terikat dapat dibuang
- Ditambahkan reagen yang dapat diubah oleh enzim menjadi sinyal berwarna/ berfluoresensi/ elektrokimia
- Diukur absorbansinya untuk menetukan kehadiran dan kuantitas dari antigen
Keuntungan
utama dari metode sandwich ELISA adalah kemampuannya menguji sampel
yang tidak murni, dan mampu mengikat secara selektif antigen yang dikehendaki.
Tanpa lapisan pertama antibodi penangkap, semua jenis protein pada sampel
(termasuk protein serum) dapat diserap secara kompetitif oleh permukaan
lempeng, menurunkan kuantitas antigen yang terimobilisasi.
3. ELISA kompetitif
Tahapan
pengerjaan ELISA kompetitif berbeda dari dua metode yang telah dibahas
sebelumnya, yaitu:
- Antibodi yang tidak berlabel diinkubasi dengan kehadiran antigennya
- Komplek antigen-antibodi ini selanjutnya ditambahkan pada lubang yang telah dilapisi antigen
- Plate dicuci, sehingga kelebihan antibodi tercuci (semakin banyak antigen dalam sampel, semakin sedikit antibodi yang dapat terikat pada antigen yang menempel pada permukaan lubang, karena inilah disebut kompetisi
- Ditambahkan antibodi sekunder yang spesifik utnuk antibodi primer. Antibodi sekunder ini berpasangan dengan enzim
- Substrat ditambahkan, enzim akan mengubah substrat menjadi sinyal kromogenik/ fluoresensi.
Dalam ELISA kompetitif, semakin
tinggi konsentrasi antigen orisinal,semakin lemah sinyal yang dihasilkan.
C. MEKANISME KERJA
mbak minta sitasinya ini dunk :D
BalasHapusrefrensinya darimana ya mbk?
BalasHapus