1. Pengertian
Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte
Sedimentation Rate (ESR) menyorot pada eritrosit, yaitu menggambarkan komposisi
plasma dan perbandingan antara eritrosit dengan plasma. Darah dengan
antikoagulan yang dimasukkan ke dalam tabung yang berlumen kecil dan diletakkan
tegak lurus akan menunjukkan pengendapan eritrosit dengan kecepatan yang
ditentukan oleh rasio permukaan : volume eritrosit. Pengendapan sel ini yang
disebut laju endap darah bertambah cepat bila berat sel meningkat, tetapi
kecepatan akan berkurang bila permukaan sel lebih luas. Sel-sel kecil mengendap
lebih lambat daripada sel-sel yang menggumpal, karena bila sel-sel menggumpal,
peningkatan berat gumpalan lebih besar daripada peningkatan luas permukaan.
Kecepatan pengendapan darah diukur dalam kolom plasma. Pengendapan sel ini yang
disebut dengan Laju Endap Darah (Siti
Boedina Kresna, 1994).
Dalam darah normal nilai LED relatif
lebih kecil karena pengendapan eritrosit akibat tarikan gravitasi diimbangi
oleh tekanan ke atas akibat perpindahan plasma. Bila viskositas plasma tinggi
atau kadar kolesterol meningkat, tekanan ke atas mungkin dapat menetralisi
tarikan ke bawah terhadap setiap sel atau gumpalan sel. Sebaliknya, setiap
keadaan yang meningkatkan penggumpalan atau perlekatan sel satu dengan yang
lain akan meningkatkan LED.
Adanya makromolekul dengan konsentrasi
tinggi di dalam plasma, dapat mengurangi sifat saling menolak di antara sel
eritrosit, dan mengakibatkan eritrosit lebih mudah melekat satu dengan yang
lain, sehingga memudahkan terbentuknya rouleaux. Rouleaux adalah gumpalan
eritrosit yang terjadi bukan karena antibodi atau ikatan konvalen, tetapi
karena saling tarik-menarik di antara permukaan sel. Bila perbandingan globulin
terhadap albumin meningkat atau kadar fibrinogen sangat tinggi, pembentukan
rouleaux dipermudah hingga LED meningkat.
a.
Faktor eritrosit sendiri
LED ↑ pada
keadaan : makrositosis, anemia, rouleaux formasi
LED ↓ pada
keadaan : mikrositosis, poikilositosis, polisitemia
b.
Faktor plasma
Yang meningkatkan
LED :
-
Kolesterol : bila kadar kolesterol
meningkat à eritrosit
lebih mudah melekat satu dengan yang lainnya à LED
meningkat
-
Fibrinogen : fibrinogen yang tinggi à pembentukan
rouleaux sangat mudah terjadi à LED
meningkat
-
Globulin : bila globulin terhadap
albumin meningkat à LED
meningkat
Yang menurunkan LED :
-
Albumin
Pembentukan rouleaux tergantung dari
komposisi protein plasma dan perubahan protein plasma akan mempengaruhi LED,
karena itu kadar albumin yang tinggi menyebabkan LED menurun.
-
Lecitin
c.
Faktor viskositas
Bila
viskositas meningkat à LED ↓
d.
Faktor teknik
-
Posisi tabung yang tidak vertikal
-
Perbandingan antara darah dengan
antikoagulan
-
Faktor pemeriksaan LED (waktu
pengerjaan yang tidak tepat)
-
Adanya bakteri yang menyebabkan
eritrosit menjadi cepat membentuk rouleaux
e.
Faktor suhu
Sebaiknya
LED dikerjakan pada suhu 22-27o C. Pada suhu rendah, viskositas
meningkat dan LED menurun.
2. Manfaat
Laju Endap Darah dalam Klinik
LED
merupakan reaksi non spesifik dari tubuh. Dikatakan demikian karena LED dapat
meningkat pada penyakit-penyakit atau keadaan patologis apa saja, dimana
terdapat reaksi-reaksi degenerasi, jaringan supurasi atau nekrosis. LED dalam
klinik bermanfaat :
-
Mengetahui respons
terhadap trauma, inflamasi atau kehamilan
-
Mengetahui reaksi
inflamasi akut baik lokal maupun sistemik, inflamasi kronik
-
Membantu diagnosis
perjalanan penyakit dan membantu keberhasilan terapi kronik, misalnya arthritis
rheumatoid dan tuberculosis
-
Mengetahui ada tidaknya
kelainan organik pada penderita yang menunjukkan gejala tidak khas dan tidak
ada kelainan pemeriksaan fisik
3. Metoda
Pemeriksaan Laju Endap darah
a. Wintrobe
a. Sampel yang digunakan berupa darah
EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
b. Sampel dimasukkan ke dalam tabung
Wintrobe menggunakan pipet Pasteur sampai tanda 0. Jagalah sampai ada gelembung
atau busa.
c. Letakkan tabung dengan posisi tegak
lurus.
d. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah
berapa mm menurunnya eritrosit.
HARGA NORMAL :
Metode Wintrobe :
1.
Pria : 0 - 10 mm/jam
2.
Wanita 0 - 15 mm/jam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar